News & Events

Exploitasi Energi Indonesia (CNKO) Fokus Jual Batubara ke PLN

Exploitasi Energi Indonesia (CNKO) Fokus Jual Batubara ke PLN

Selasa, 21 Desember 2021 / 17:01 WIB
Exploitasi Energi Indonesia (CNKO) Fokus Jual Batubara ke PLN
ILUSTRASI. PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk. Kontan/Panji Indra
Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Emiten perdagangan batubara, PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) terus berfokus untuk menggali pasar Tanah Air dengan menambah pasokan batubara ke PT PLN (Persero).

Direktur Exploitasi Energi Indonesia, Erry Indriyana memaparkan perusahaan merupakan salah satu pemasok batubara dengan kontrak jangka panjang terbanyak ke PT PLN. Saat ini CNKO memasok batubara ke 16 PLTU di seluruh Indonesia dimulai dari Ternate, Manado, Gorontalo, Jawa, dan NTT.

“Konsumsi listrik nasional (yang bersumber dari) fossil fuel pada 2020-2024 secara nasional diprediksi akan meningkat. Hal ini tentunya sejalan dengan rencana kami untuk selalu memenuhi kebutuhan batubara dalam proyek pembangkit. Diharapkan permintaan batu bara untuk memenuhi kebutuhan PLN semakin meningkat,” jelasnya dalam paparan publik tahun buku 2018 di Jakarta, Selasa (21/12).

Sampai dengan 2020, lanjut Erry, bauran energi primer pembangkit listrik secara nasional juga masih didominasi dari batubara yang sebesar 38%, lainnya dari minyak bumi 31,6%, gas bumi 19,2%, dan Energi Baru Terbarukan (EBT) 11,2%.

Erry memaparkan, ada sejumlah strategi yang dijalankan CNKO untuk mengembangkan bisnis, yakni menambah volume pasokan ke PLN, memperluas penetrasi pasar domestik, menjajaki peluang ekspor, dan meningkatkan kontribusi dari bidang usaha PLTU dan pelabuhan.

Sekretaris Perusahaan Exploitasi Energi Indonesia, Wim Andrian menjelaskan, mengenai penambahan volume pasokan ke PLN, sebelumnya CNKO memiliki 16 kontrak jangka panjang ke PLN.

“Kemudian karena kami selalu memenuhi komitmen kepada PLN dan setiap tahunnya selalu mendapatkan predikat terbaik, PLN membuka pintu anak usahanya, PT PLN Batubara kepada kami. Hanya saja kontrak jangka pendek dan sifatnya kontrak spot saja. Jadi kalau kondisi batubara di domestik sedang banyak, mungkin mereka tidak terlalu perlu,” terang Wim.

Lantas, untuk mengamankan tambahan pasokan ke PLN, pada 2018 CNKO menjalin kerja sama jangka panjang dengan Berau Coal untuk memasok batubara. “Daripada mengeksploitasi tambang kami lagi, kami sudah dijamin pasokannya oleh PKP2B yaitu Berau Coal dan sebelumnya kami juga bekerja sama dengan Borneo Indobara. Jadi ada dua PKP2B yang memasok,” kata Wim.

Sebagai informasi, saat ini CNKO memiliki beberapa konsesi batubara. Pertama yang dimiliki oleh Exploitas Energi Indonesia dengan areal konsesi seluas 498,7 hektar dan berlokasi di Desa Riam Andungan, Kecamatan Kintap, Kalimantan Selatan yang berjarak 180 km dari Banjarmasin.

Kedua, konsesi batubara PT Sekti Rahayu Indah (SRI) dengan luas konsesi 2.659 hektar di Desa Santilik dan Santiung, Kalimantan Tengah yang terletak 180 km dari Sampit. Ketiga, konsesi batubara PT Abe Jaya Perkasa seluas 3.467 hektar yang terletak di Desa Kandul dan Majangkan, Kalimantan Tengah yang terletak 150km dari Palangkaraya.

Perihal rencana menjajaki pasar ekspor, Wim menegaskan, bahwa  pihaknya masih tetap fokus penjualan batubara ke dalam negeri khususnya memenuhi pasokan ke PLN.

Rencana kembangkan EBT

Selain bergerak pada segmen perdagangan batubara, Exploitasi Energi Indonesia juga memiliki dan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Pangkalan Bun dengan kapasitas produksi 2×7 MW.

Erry mengatakan, saat ini masalah lingkungan cukup kencang dibicarakan dan tidak dimungkiri bahwa di masa yang akan datang pemasok batubara semakin lama akan semakin berkurang. “Kami kira dengan rencana pemerintah akan menggiatkan Energi Baru Terbarukan (EBT), yang mungkin masih panjang waktunya, kami sudah memikirkan akan masuk ke arah sana,” ujar Erry.

Meskipun Erry bilang rencana ini belum secara khusus dibicarakan,  tetapi pihaknya melihat hal ini adalah suatu peluang untuk menerapkan diversifikasi usaha. Dia menegaskan, EBT merupakan hal yang harus dijalankan karena program pemerintah. “Ini suatu kesempatan bagi kami untuk mulai ke EBT yang lebih bersih,” tegasnya.

Melansir laporan keuangan yang berakhir pada 30 September 2021, segmen PLTU mencatatkan pendapatan senilai Rp 27,86 miliar atau turun dari periode yang sama di tahun lalu yang senilai Rp 41,61 miliar.

Secara keseluruhan, CNKO mencatatkan pertumbuhan pendapatan  0,8% yoy dari sebelumnya Rp 708,33 miliar di 30 September 2020 menjadi Rp 714,59 miliar. Segmen penjualan batubara mencatatkan pertumbuhan 3,58% yoy menjadi Rp 686,73 miliar. Di periode ini, CNKO dapat memperbaiki rugi bersih periode berjalan dari sebelumnya Rp 141,03 miliar di September 2020 menjadi Rp 76,65 miliar 9 bulan tahun ini.

]]>